Thursday, August 20, 2009

Kaidah Dan Prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah Dalam Mengambil dan Menggunakan Dalil

Kaidah Dan Prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah Dalam Mengambil dan Menggunakan Dalil

  1. Sumber Aqidah adalah kitabullah (Al-Qur-an), Sunnah Rasulullah yang shahih dan ijma salafush shalih
  2. Setiap Sunnah yang shahih yang berasal dari Rasulullah wajib diterima, walaupun sifatnya ahad (hadist yang tidak mencapai derajat mutawatir, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh seorang periwayat atau lebih, tapi periwayatannya dalam jumlah yang terhitung , atau hadist ahad adalah hadist yang tidak memenuhi syarat-syarat hadist mutawatir atau tidak memenuhi sebagian syarat-syarat hadist mutawatir. ALLAH berfirman : " ... Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan apa-apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah ..." (QS. Al-Hasyr : 7)
  3. Yang menjadikan rujukan dalam memahami Al-Quran dan As Sunnah adalah nash-nash yang menjelaskannya, pemahaman Salafush Shalih dan para imam yang mengikuti jejak mereka, serta dilihat arti yang benar dalam bahasa Arab, Jika hal tersebut sudah benar, maka tidak dipertentangkan lagi dengan hal-hal yang sifatnya berupa kemungkinan menurut bahasa.
  4. Prinsip-prinsip utama dalam agama (Ushuluddin), semua telah dijelaskan oleh NABI. Siapapun tidak berhak untuk mengadakan sesuatu yang baru, yang tidak ada contoh sebelumnya, apalagi sampai mengatakan hal tersebut bagian dari agama. ALLAH telah menyempurnakan agama-NYA, wahyu telah terputus dan kenabian telah ditutup, sebagaimana firman ALLAH : " Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu" (QS. Al-Maa-idah: 3) ... Rasulullah bersabda : " Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan darinya, maka amalannya tertolak."
  5. Berseah diri (taslim), patuh dan taat hanya kepada ALLAH dan Rasul-Nya, secara lahir dan bathin. Tidak menolak sesuatu dari AL-Quran dan As Sunnah yang shahih, baik dengan qiyas, perasaan, kasyf (iluminasi atau penyingkapan tabir rahasia sesuatu yang gaib), ucapan seorang syaikh ataupun pendapat imam-imam dan lainnya. ALLH berfirman: " Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS An-Nisaa: 65), juga firman ALLAH " apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH sangat keras hukuman-NYA" (QS. Al-Hasyr: 7)
  6. Dalil Aqli yang benar akan sesuai dengan dalil Naqli. Sesuatu yang pasti dari kedua dalil tersebut, tidak akan bertentangan selamanya. Apabila sepertinya ada pertentangan diantara keduanya maka dalil naqli harus didahulukan
  7. Rasulullah adalah Ma'shum (dipelihara ALLAH dari kesalahan) dan para sahabat secara keseluruhan dijauhkan ALLAH dari bersepakat diatas kesesatan, sebagaimana sabda Rasulullah : " Sesungguhnya ALLAH Ta'ala telah melindungi ummatku dari berkumpul (bersepakat) diatas kesesatan. " Namun secara individu, tidak ada seorang pun diantara mereka yang ma'shum. Jika ada perbedaan diantara mereka maka dikembalikan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
  8. Bertengkar dalam masalah agama itu tercela, akan tetapi berbantahan dengan cara yang baik itu masyru'ah (disyariatkan). Dalam hal yang telah jelas (ada dalil dan keterangannya dalam AL-Quran dan As Sunnah) dilarang berlarut-larut dalam pembicaraan panjang tentangnya, maka wajib mengikuti ketetapan dan menjauhi larangannya. Dan wajib menjauhkan diri untuk berlarut-larut dalam pembicaraan yang memang tidak ada ilmu bagi seorang muslim tentangnya (misalnya tentang sifat ALLAH, qadha dan qadar, tentang ruh dan lainnya, yang ditegaskan bahwa itu termasuk urusan ALLAH. Selanjutnya sudah selayaknya menyerahkan hal tersebut kepada ALLAH. Rasulullah bersabda : "Tidak lah sesat suatu kaum setelah ALLAH memberikan petunjuk atas mereka, kecuali mereka suka berbantah-bantahan." kemudian Rasulullah membacakan ayat: "..Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud untuk membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. '"" (QS. Az-Zukhruf : 58)
  9. Kaum Muslimin wajib senantiasa mengikuti manhaj (metode) Al-Quran dan As-Sunnah dalam menolak sesuatu, dalam hal aqidah dan dalam menjelaskan suatu masalah. Oleh karena itu, suatu bid'ah tidak boleh dibahas (dibantah) dengan bid'ah lagi, kekurangan tidak boleh dibantah dengan berlebih-lebihan atau sebaliknya.
  10. Setiap perkara baru yang tidak ada sebelumnya didalam agama adalah Bid'ah. Setiap Bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. Rasulullah bersabda : " Setiap Bid'ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka" dan ALLAH berfirman : " Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain ALLAH yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan ALLAH ? Sekirannya tak ada ketetapan yang menentukan (dari ALLAH) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih" (QS- Asy-Syuura: 21)

Thursday, August 13, 2009

Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jamaah

E. Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Penamaan istilah ahlus sunnah ini sudah ada sejak generasi pertama islam pada kurun yang dimuliakan ALLAH, yaitu generasi Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in.

Abdullah bin Abbas r.a berkata ketika menafsirkan firman ALLAH
"pada hati yang diwaktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): 'kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman?' karena itu rasakanlah adzab karena disebabkan kekafiranmu itu" (QS. Ali Imran: 106)

Adapun orang yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus Sunnah wal jama'ah, adapun orang yang hitam wajahnya mereka adalah Ahlul Bid'ah dan sesat.

Keudian istilah Ahlus Sunnah wal Jama'ah ini diikuti oleh kebanyakan ulama salaf, diantaranya
  1. Ayyub as-Sikhtiyani (wafat 131 H)
  2. Sufyan ats-Tsaury (wafat 161H)
  3. Fudhail bin Iyadh (wafat 187 H)
  4. Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam (157-224 H)
  5. Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H)
  6. Imam Ibnu Jarir at-Thabari (wafat 310 H)
  7. Imam Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi (239-321 H)

Dengan penukilan tersebut, maka jelaslah bagi kita bahwa lafazh Ahlus Sunnah sudah dikenal dikalangan salaf (generasi awal ummat ini) dan para ulama sesudahnya. Istilah Ahlus Sunnah merupakan istilah yang mutlak sebagai lawan kata Ahlul Bid'ah.

Wednesday, July 22, 2009

Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

D. Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah: Mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Disebut Ahlus Sunnah, karena kuatnya (mereka) berpegang dan berittiba' (mengikuti) Sunnah Nabi dan para sahabatnya.

As-Sunnah menurut bahasa (etimologi) adalah jalan/cara, apakah jalan itu baik atau buruk.

Sedangkan menurut ulama aqidah, As-Sunnah adalah petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, baik tentang ilmu, i'tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah As-Sunnah yang wajib diikuti, orang yang mengikutinya akan dipuji, dan orang yang menyalahinya akan di cela.

Disebut al-Jama'ah, karena mereka bersatu diatas kebenaran, tidak mau berpecah-belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para imam (yang berpegag kepada al-haqq (kebenaran), tidak mau keluar dari jamaah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah.

Al-Jama'ah menurut ulama aqidah adlah generasi pertama ummat ini yaitu kalangan sahabat, Tabi'im, Tabi'ut Tabi'in serta orang-orang yang mengikuti dalam kebaikan hingga hari kiamat, karena berkumpul diatas kebenaran.

Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti sunnah Nabi dan menjauhi perkara-perkara yang baru dan bid'ah dalam agama.

Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba' kepada sunnah Rasulullah SAW dan mengikuti atsar (jejak salaful ummah), maka mereka disebut juga ahlul hadist, ahlul atsar dan ahlul ittiba'. Disamping itu, mereka juga dikatakan sebagai ath-thaa-ifatul Manshuurah (gikingan yang mendapatkan pertolongan ALLAH), al-Firqatun Naajiyah (golongan yang selamat), Ghurabaa (orang Asing)

Rasulullah bersabda:
"Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang selalu menegakkan perintah ALLAH, tidak akan mencelakai mereka orang yang tidak menolong mereka dan orang yang menyelisihi mereka sampai datang perintah ALLAH dan mereka tetap diatas yang demikian itu."

"Islam awalnya asing dan kelak akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghurabaa (orang-orang asing)."

"Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada yang mentaati mereka."

"Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki ummat di tengah-tengah rusaknya manusia."

"Yaitu orang-orang yang memperbaiki Sunnahku (Sunnah Rasullullah) sepeninggalku sesudah dirusak oleh manusia."

Tuesday, July 21, 2009

Aqidah - Definisi Salaf

C. Definisi Salaf

Menurut bahasa, Salaf artinya yang terdahulu (nenek moyang), yang lebih tua dan lebih utama. Salaf berarti para pendahulu.
Menurut istilah, Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat islam ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan oleh ALLAH SWT, sebagaimana hadist Rasulullah.

"Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi'in) kemudian yang sesudahnya (masa tabi'ut tabi'in)"

Menurut al-Qalsyani: "Salafush Shalih" adalah generasi pertama dari ummat ini, yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi dan menjaga Sunnahnya. ALLAH memilih mereka untuk menemani nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya.

Syaikh Mahmud Ahmad Khafaji berkata dalam kitabnya, "Penetapan istilah Salaf, tidak cukup dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentang aqidah, manhaj, ahlaq dan suluk). Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah menegenai aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman salaf, maka ia disebut salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya, barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Quran dan As-Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in".

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dikatakan juga as-Salafiyyuun karena mereka mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka disepanjang masa , mereka ini disebut Salafi, karena di nisbatkan kepada Salaf.

Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang dipahami oleh sebagian orang, tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam ber-aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Jadi, pengertian Salaf dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan aqidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah dan para sahabat sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.

Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728H) berkata : " Bukanlah merupakan aib bagi orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepada Salaf, bahkan wajib menerima yang demikian itu berdasarkan kesepakatan para ulama, karena manhaj salaf tidak lain kecuali kebenaran."

Thursday, July 16, 2009

'AQIDAH

Kita akan mulai pencerahan ini dengan Aqidah Islam yang benar.

Pengertian Aqidah menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

A. Definisi Aqidah.

Aqidah menurut bahasa arab (etimologi) berasal dari kata al-aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengkokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah yang berarti mengikat dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminology) yang umum, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Aqidah islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada ALLAH SWT, dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-NYA, beriman kepada Malaikat-malaikat-NYA, Rasul-rasul-NYA, Kitab-kitab-NYA, hari akhir, takdir baik dan takdir buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib , beriman kepada apa yang menjadi ijma (consensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih serta ijma salafush shalih

B. Penamaan Aqidah menuruh Ahlus Sunnah

1. Al-Iman
Aqidah disebut juga dengan al-iman, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran dan hadits-hadits nabi, karena aqidah membahas rukun imanyang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

2. I,tiqaad dan ‘Aqaa-id
Para ulama ahlus sunnah sering menyebut ilmu aqidah dengan istilah aqidah salaf: Aqidah ahlul atsar dan al-I’tiqaad

3. Tauhid
Aqidah dinamakan juga tauhid karena pembahasannya berkisar seputar tauhid atau pengesaan ALLAH didalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat.

4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. Aqidah Salaf disebut As Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat, di dalam masalah aqidah

5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun-rukun iman, rukun-rukun islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama

6. A-Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain dari Ushuluddin

7. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh ALLAH SWT dan Rasul-NYA berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah aqidah)

Mencoba maju....

Assalamualaikum ....

Sudah hampir setahun saya tidak mengupdate blog ini...... setelah merenung... (renung..renung...renung). Saya akan meng-update blog ini lagi...

Tapi spesifik ke pengetahuan syariat islam...sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah dan dijelaskan oleh para sahabat.

Doain aja yach...biar niat baik ini bisa istiqomah....

wassalamualaikum
Fanny