Wednesday, January 23, 2008

Refleksi Prie GS 21/01/08

Teman Masa Kecilku

Pelajaran kepemimpinan yang kudapat pertama kali ternyata berasal dari teman-teman masa kecilku. Eloknya, mereka adakah teman-teman yang sangat ku kenang justru karena kenakalannya. Misalnya si A yang dikenal kikir. Terkenal sekali kemampuan anak ini dalam soal jajan tidak bayar. Jika masuk ke kantin sekolah ia seperti bebas makan apa saja. Jika kantin sedang ramai ia tinggal ngeloyor pergi sambil menbentak bahwa teman di sebelah yang sedang makan itulah yang nanti akan bayar. Jika kantin sedang sepi pembeli dan ia datang sendiri, ia tinggal bilang ngutang pada penjaganya, seorang ibu tua yang baik hati. Ngemplang? Tidak. Ia akan datang di lain kesempatan bersama rombongan dan salah satu di antaranya ia jebak untuk membayar hutangnya yang kemarin. Jika ia akan gantian dijebak, diajak jajan bersama dan dialah nanti yang harus membayar, ia memiliki ketangguhan untuk bertahan secara ekstra. Ia mengajak adu kuat, siapa yang nanti lebih dulu akan mengeluarkan uangnya. Jika semuanya bertahan sama kuat, ia akan berteriak pada pemilik kantin: ‘’Siapa yang nanti yang akan membayar,hanya Tuhan yang tahu,’’ katanya. Sudah tentu, salah satu dari kami terpaksa harus mengalah katimbang malu.

Kenapa anak ini selalu sukses menjalankan aksinya? Apakah karena begitu mudahnya kami ditipu? Tidak. Jika mau saat itu kami bisa mengeroyoknya dan memukulinya habis-habisan. Kami rela dikerjai karena kami gembira dengan ulahnya. Ia menipu kami tetapi dengan cara-cara yang lucu. Malah di sekolah anak ini jadi terkenal sekali. Gayanya menjadi bahan cerita di mana-mana. Belum lengkap rasanya menjadi murid sekolah kami jika belum pernah ditipu oleh anak ini. Dan setiap saat, para korban itu bisa saling bertukar cerita sebagai sebuah kegembiraan.

Inilah bibit leadership itu. Seorang pemimpin bisa jadi tidak ideal, bisa jadi ia nakal dan keliru perilaku. Tetapi apapun kebencian kita kepadanya, seperti ada yang menarik-barik kita untuk tetap takjub kepadanya. Tetapi inilah kehebatan pemimpin itu ternyata: betapapun ia keliru, jumlah kekeliruannya itu, setelah dihitung-hitung, selalu lebih kecil dibanding nilai kebaikannya. Si kikir ini,memiliki energi kegembiraan yang amat kami kenang hingga kami dewasa dan tersebar
di mana-mana. Apa yang kami keluarkan untuk tipuannya itu, rasanya kecil saja jika dibandingkan dengan kegembiraan kami saat mengenang kenakalannya.

Lepas dari si A saku terkenang pada B. Anak itu begitu pendiam dan bicara cuma kalau ditendang pantatnya. Tetapi cukup dengan sekali bicara ia akan langsung menggemparkan. Malah yang sering, ia tak perlu berkata-kata untuk menyulut kegemparan. Suatu kali kami, sekelompok anak-anak kampung ini menyambut riang gembira ketika Pak X datang dengan kerbaunya untuk di gembalakan di tanah lapang yang biasa. Entah bagaimana ceritanya, antara penggemabala dan kerbaunya itu,
adalah pihak yang amat kami sayangi. Sama-sama baik. Yang kerbau jinak dinaiki,yang penggembala dengan sabar membiarkan kami, anak-anak nakal ini untuk ramai-ramai naik ke punggung kerbaunya. Hewan itu sudah dewasa dan muat tiga sampai empat anak seusia kami.

Tak setiap hari Pak X datang ke lapangan kami. Maka hari-hari ia datang, amat kami tunggu dan kami hafali. Dengan gembira kami mengatur strategei bagaimana nanti cara naik ke punggung kerbau, dengan siapa yang akan menjadi tangaanya,berapa jumlah anak setiap ‘’kloter’’-nya, dan berapa lama kami ada di sana, mengingat jumlah kami banyak sekali. Begitu semangatnya kami menyiapkan manajemen naik kerbau ini dan lupa memperhitungkan B yang sejak awal cuma diam seperti arca.

Tahu apa yang terjadi? Begitu kerbau itu datang, begitu kami besorak-sorak gembira, begitu kami sudah saling hendak menyusun anak tangga, si B ini, tanpa diduga melangkah dengan pasti. Dengan sebatang ranting di tangan ia langsung membuat tindakan luar biasa gila: menyogrok dubur hewan baik hati itu. Kerbau yang semula manis itu langsung melonjak kaget dan menjadi kalap seketika. Seluruh anak-anak bubar, sang penggembala berteriak-teriak seperti orang gila dan si B
lenyap entah kemana. Apakah kami marah? Tidak! Kami tertawa tergelak-gelak dan menghormatinya oleh sebuah alasan yang entah. Tetapi yang jelas, di mata kami, keputusan yang dia ambil itu luar biasa. Tidak pernah kami pikir, dan kalau terpikir pun pasti bukan tindakan yang kami berani melakukannya.

Begitulah pemimpin. Ada sesuatu yang bisa jadi tidak selalu kita setujui, tetapi untuk sebuah alasan, sulit untuk tidak kita hormati. Hai penyogrok kerbau, dimanakah gerangan sekarang engkau!

--Prie GS--

Wednesday, January 16, 2008

Today is a big day

Assalamualaikum Wr. Wb.
Hari ini akan menentukan karir saya di TDB, mohon doanya yach.....

Wassalammualaikum wr. wb
-Fanny-

Tuesday, January 15, 2008

Refleksi Prie GS 15/01/08

Refleksi dari suhu saya ini, sangat sayang sekali apabila tidak di sharing dengan yang lainnya. Refleksi dari mas Prie ini akan selalu saya post, didalam blog saya, apabila ada kabar terbaru dari beliau.

Nonton Konser Bee Gees

Di sebuah waktu luang seharian saya membongkar-bongkar barang-barang lama. Saya membaca ulang buku-buku lama, menonton rekaman DVD lama. Saya membaca ulang novel Max Havelaar yang saya beli tapi tidak pernah saya baca dengan seksama. Aduh, berdosa benar saya. Buku itu ternyata sastra
luar biasa. Sebuah novel sejarah yang mencekam. Dan gaya Multatuli alias Douwes Dekker itu dalam bercerita, benar-benar bergelora ketika saya dengan teliti menyimaknya. Sinis, lucu, cerdas. Tergelak-gelak saya dibuatnya dan bodoh benar saya bahwa humor seperti ini pernah saya biarkan teronggok begitu lama.

Buku ini dibuka dengan narasi seorang pedagang yang pikirannya cuma melulu kepada uang. Maka seluruh soal yang tidak mendatangkan uang ia cibir habis-habisan termasuk kesenian. Kepada
sepotong sajak yang mengatakan: udara hitam pekat… dan waktu sudah jam empat, misalnya, ia umpat sebagai kebohongan. ‘’Mana mungkin ada udara sudah hitam pekat tepat pada jam empat. Bisa jadi waktu itu baru pukul tiga seperempat,’’ begitulah kira-kira rasa sinisnya.

Saya baca ulang buku-buku Kahlil Gibran. Kecil, tipis, murah dan seperti barang tak berharga. Tapi ya ampun, baru membuka selembar halamannya saja, saya seperti terlempar di sebuah galaksi yang jauh. Ia langsung menggedor saya: suka cita tak lebih adalah duka yang telah terbuka kedoknya, katanya. Sangar benar penyair ini! Baru satu kalimat. Padahal seluruh buku itu berisi ribuan kata yang semuanya tak selalu saya mengerti tapi entah kenapa kenindahannya terasa di hati.

Saya menonton ulang biografi Muhammad Ali. Edan, keberanian orang ini keterlaluan. Di depan wartawan, saat ia hendak menantang juara dunia ia tidak cuma menjawab, tetapi juga bertanya. ‘’Apa kabar Sony Liston? Apa dia masih jelek? Juara dunia harus ganteng seperti saya!’’
teriaknya. Ali tidak cuma berani berkelahi, tetapi juga berani disalahpahmi. Dan keberanian itu melebar ke mana-mana hingga jauh di luar dunia tinju. Sendiri, ia menantang politik Amerika yang hendak mengirimnya ke Vietnam sebagai wajib militer. ‘’Tak ada alasan saya pergi untuk membunuh sesama orang miskin. Lagipula tak pernah ada Vietkong yang memangil saya Negro!’’ Untuk keyakinannya ini, ia merelakan gelar juaranya dicopot paksa dan terancam masuk penjara.
Meletup-letup gairah saya melihat keberanian semacam ini.

Saya lalu menonton ulang dokumentasi Bruce Lee. Wuaaah… pede-nya setengah mati. Kecil saja tubuhnya, tetapi seluruhnya seperti cuma terdiri atas otot. Itulah otot yang sanggup melahirkan teknik pukulan satu inchi yang fenomenal. Di dalam tubuh sekecil itu menggelegak nyali yang menyala-nyala. Ia taklukkan Amerika dengan pukulan satu inchi-nya dan memaksa orang-orang yang dua kali lipat tinggi tubuhnya harus datang sebagai murid.

Lalu saya nonton konser Bee Gees di Las Vegas. Haaa…. suara falset Gibb bersaudara yang sebetulnya aneh itu, menjelma sebagai koor yang memukau. Mereka telah menjadi para veteran. Si bungsu, Andi Gibb bahkan telah tiada saat konser itu berlangsung. Tetapi tenggorokan mereka seperti masih tetap sepeti sedia kala. Seluruh penonton hafal hingga titik koma lagu mereka. Tapi tidak pernah sekalipun orang-orang ini terpancing mengacungkan mikrofonnya ke arah penonton dan meminta untuk menirukan nyanyiannya. Di tengah lautan pemuja, orang-orang ini tidak sekalipun
tergoda berimprovisasi macam-macam cuma karena dorongan untuk bergaya.

Ada jenis penyanyi yang begitu mendengar tepuk tangan langsung lenyap kesadarannya lalu bergaya terlalu dini. Baru masuk intro sudah melenggak-lenggokkan lagunya sedemikian rupa. Penonton pasti tidak butuh ini. Penonton butuh lagu yang secara persis telah ada di benak mereka, dan Bee Gees mengerti hukum ini. Di tengah histeria pemuja, Bee Gees tampil lurus, patuh, tertip dan sederhana. Ini sungguh setara dengan orang kaya raya tetapi tetap hidup bersahaja. Sungguh tirakat batin yang berat, dan hanya para juara yang sanggup melakukannya.

Lalu saya nonton konsernya Guns N Roses. Wuaaa… urakan sekali AXL Roses itu. Kalau ia tetangga saya, bisa jadi saya sudah meminta Pak Lurah untuk mengusirnya. Tetapi ketika ia sudah berada di depan piano dan menyanyikan November Rain itu…. Ups! Saya boleh tidak menyukai orang ini secara pribadi tetapi saya tidak bisa untuk tidak menghormati bakatnya.

Terakhir: sebetulnya saya bukan sedang ingin membuat resensi buku dan pertunjukan. Saya cuma sedang ingin menunjukkan; ada banyak harta karun terpendam di rumah Anda. Bongkarlah dan temukan kebahagiaan yang terancam Anda lupakan!

-Prie GS-

Wednesday, January 09, 2008

Mari Memperindah Taman...

Ada cerita menarik dari guru saya Roger Hamilton, ceritanya begini....

THE NET & THE GARDEN

The NET

You want to catch butterflies, so you decide to build a net. Surely, with a net you can catch them more easily! You read books on the subject and you practice skills in butterfly catching. You find that you are making improvements. Your net gets bigger and smarter and gradually you do catch more butterflies, but there is something wrong.

You find that after many years of this strategy you still need to wake up every day and go out to catch more butterflies. You need to hold on to the butterflies you have caught or they will fly away just as quickly. The more butterflies you have, the more difficult they are to hold on to. You are constantly in fear that the butterflies will disappear or that someone with a bigger net will beat you at your own game.

When the butterflies do disappear, you’re left with nothing. I know of many people who have become experts at sales, marketing,management and customer service yet still struggle to make money. We all know of people who have learnt the strategies of successful stock market traders,property investors and serial entrepreneurs yet are still left funding their losses.
They carefully follow the strategies they learn and then remain baffled as to why they do not attract the same opportunities, resources and sheer luck as their role models. These are people who are trying to make money without first building wealth.

They are trying to chase butterflies with a net.

The GARDEN

On the other hand, Wealth Creators don’t worry about building a net. Instead,they grow a garden. By focusing on creating an inspiring garden, they are growing something permanent around themselves. As the garden grows, the butterflies come. As time goes by, you find that the effort required to manage the garden falls as the number of butterflies rises. In fact, the butterflies, birds and bees end up pollinating your garden for you. You don’t fear butterflies leaving, as
there are always more coming.

If anyone takes your butterflies away, there will be more the next day. Every successful Wealth Creator is focused entirely on building their wealth foundation rather than their moneymaking activities. They build a reputation, a powerful network, a knowledge base, a resource base and a track record. This is their garden, and it is built not around their expertise, but around their passion,their path and their purpose. Every day, they wake up to their garden, not to an
empty net.

In a recent speech to a group of students, Warren Buffett said:

“I may have more money than you, but money doesn’t make the difference. If there is any difference between you and me, it may simply be that I get up and have a chance to do what I love to do, every day. If you learn anything from me, this is the best advice I can give you.”


-----
Marilah kita memperindah taman kita ...

Wassalam
-Fanny-

Monday, January 07, 2008

Doa.....

Mari kita doakan keduaorangtua kita dan anak-anak kita...

Segala puji bagi Allah yang telah memerintah kami untuk bersyukur dan berbuat baik kepada ibu dan bapak dan berwasiat agar kami menyayangi mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik kami sewaktu kecil.

Ya Allah sayangilah kedua orang tua kami. Ampuni, rahmati dan ridhoilah mereka.

Ya Allah ampunilah mereka dengan ampunan yang menyeluruh yang dapat menghapus dosa-dosa mereka yang lampau dan perbuatan buruk yang terus menerus mereka lakukan.

Ya Allah berbuat baiklah kepada mereka sebanyak kebaikan mereka kepada kami setelah dilipatgandakan, dan pandanglah mereka dengan pandangan kasih sayang sebagaimana mereka dahulu memandang kami.

Ya Allah berilah mereka hak rububiyah-Mu yang telah mereka sia-siakan karena sibuk mendidik kami.

Ya Allah maafkanlah segala kekurangan mereka dalam mengabdi kepada-Mu karena mengutamakan kami dan maafkanlah mereka atas segala syubhat yang mereka jalani dalam usaha untuk menghidupi kami.

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah Tuhan alam semesta. Ya Allah limpahkanlah solawat dan salam kepada Sayidina Muhammad, pembuka pintu rahmat Allah, Sebanyak pengetahuan Allah, solawat dan salam yang selalu tercurah sekekal kerajaan Allah, dan juga kepada keluarga dan para sahabatnya.

Ya Allah jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang selalu mendirikan sholat, Ya Allah, kabulkanlah doaku.

Ya Allah jadikanlah isteri dan keturunan kami sebagai buah hati kami dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Ya Allah berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan agar aku dapat beramal soleh yang Engkau ridhoi, jadikanlah keturunanku orang-orang yang soleh, sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Aku serahkan anak-anakku di bawah perlindungan kalimat Allah yang sempurna dari ganguan setan, mara bahaya dan dari pandangan yang penuh kedengkian.

Ya Allah berkahilah anak-anakku, janganlah Engkau celakan mereka, karuniailah aku ketaatan mereka, jadikanlah mereka buah hati Nabi Muhammad SAW dan kedua orang tua mereka.

Ya Allah berilah mereka ilmu para arifin, jadikanlah mereka faqih (alim) dalam agama, ajarkan kepada mereka pengetahuan takwil, dan tuntunlah mereka ke jalan yang lurus dan benar, dan jadikanlah mereka ulama yang mengamalkan ilmunya, dan masukkanlah mereka ke dalam golongan hamba-Mu yang saleh.

Ya Allah tumbuhkan mereka dengan sebaik-baik pertumbuhan, dan jadikanlah mereka orang-orang yang memberi petunjuk dan mendapat petunjuk.

Ya Allah berilah mereka taufik untuk menyintai-Mu, mentaati-Mu dan mencari keri-dhoan-Mu. Ajarkanlah kepada mereka semua yang bermanfaat dan berilah mereka manfaat dari semua yang Kau ajarkan.

Ya Allah lindungilah mereka dari segala fitnah, baik yang nyata maupun tersembunyi, dan juga dari segala macam kejahatan.

Ya Allah mudahkanlah urusan mereka, dan perbaikilah keadaan, perbuatan dan niat mereka .

Ya Allah berilah mereka kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.

Ya Allah bantulah mereka agar dapat mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baik amal ibadah.

Ya Allah akhirilah semua urusan mereka dengan keberhasilan dan selamatkanlah mereka dari kehinaan dunia dan akhirat.

Ya Allah jadikanlah pendengaran, pandangan dan kekuatan mereka menyenangi jalan petunjuk-Mu, dan jadikanlah hawa nafsu (keinginan) mereka patuh pada ajaran yang dibawa oleh kekasih-Mu Muhammad SAW.

Ya Allah selamatkanlah mereka, berilah kesehatan dan maafkanlah mereka, panjangkan umur mereka dalam ketaatan dan keridhoan-Mu, terimalah amal mereka, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Engkaulah yang patut megabulkan doa. Dan limpahkanlah solawat dan salam kepada Sayyida Muhammad SAW serta kepada para keluarga dan sahabatnya.

Walhamdulillaahi Rabbil ‘Alamin.

Apaan sih TDA...?

Ketika membuka blog saya dan melihat logo TDA, teman-teman saya langsung berdecak kagummm....wuihhhh keren, anggota TDA ya fan...hebat... tapi boleh nanya ngga? apaan sih TDA ? hahahaha.

Sedikit saya jelaskan TDA yach, ini juga saya kutip dari blog salah satu pendiri TDA.

Komunitas Bisnis Tangan Di Atas merupakan sebuah komunitas yang bercirikan kebersamaan dan action oriented.

Di dalam komunitas ini terdapat beberapa karakteristik komunitas yang sesuai dengan teori Carl Rogers yaitu actualizing tendency, organismic valuing, unconditional positive regard, positive self regard, ideal self, real self, self actualization, fully-functioning person.

Secara keseluruhan komunitas ini merupakan komunitas yang memberikan community centered therapy bagi anggotanya khususnya dalam bidang bisnis.

Mereka secara bersama-sama memberikan dukungan dan perhatian antara sesama anggotanya sehingga diharapkan seluruh anggota komunitas tersebut dapat mengakualisasikan dirinya menjadi seorang "enlightened millionaire".

Wassalam
-Fanny-

Friday, January 04, 2008

Tahun Baru yang Penuh Berkah

Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk merasakan tahun 2008 ini untuk memperbaiki diri.

Awal tahun baru kemarin saya di beri berkah oleh ALLAH, saya diberikan sakit, dengan kategori lumayan berat hehe. Yang karenanya saya baru bisa posting lagi hari ini.

Dengan sakit itu saya jadi sering menyebut nama ALLAH, meskipun makna dari penyebutan nama ALLAH itu bukanlah seperti para kyai, para santri dan para alim ulama lain.

Menyebut nama ALLAH itu terlontar begitu saja...ya ALLAH sakit benar perut ini, ya ALLAH ya Rabb, pusing sekali kepala saya ini....

Saya masih disayang oleh ALLAH, agar terus menyebut nama ALLAH, kearah yang lebih bermakna....

Sungguh tahun baru yang penuh berkah.
Wassalam
Fanny